Tuesday, June 11, 2013

Masa Muda Cuma Sekali



Tau atau pernah nonton film "Back To The Future"? Di situ, mereka bisa seenaknya 'maju mundurin' waktu, karena ada alat yang diciptakan sama si Sang Professor. Itu film Hollywood!

Di kenyataannya, kita hidup cuma 1x. Kita ngga bisa 'maju mundurin' waktu. Kita mau bengong, mau tidur, waktu jalan terus. Setelah Agan membaca habis tulisan saya ini, kamu sudah melewati 1-2 menit waktu Agan.

Pertanyaannya: waktu yang Agan lewati itu, termasuk BERMAKNA atau TERBUANG SIA-SIA?

Siapa yang sering males-malesan? Kesehariannya diisi nongkrong di warung, ngerokok, ngegosip, nonton Tv (program yang tidak mendidik), dan seterusnya? Apa ngga berasa sayang ya ngebuang waktu? Tau kan, ngga peduli sekaya apapun Agan, Agan ngga akan pernah bisa membeli waktu!

Steve Jobs, salah satu orang terkaya di dunia,.. ketika kankernya semakin parah, dia ngga bisa beli waktu untuk lebih lama lagi hidup di dunia ini. No one can! Randy Pausch, seorang Professor yang terkenal dengan "The Last Lecture"-nya dan bukunya dengan judul yang sama juga ngga mampu membeli waktu ketika dia didiagnosa kanker. 

Steve dan Randy sama-sama berusaha memaksimalkan hidup mereka di saat-saat akhir. Dan saya cukup yakin, ketika mereka meninggalkan dunia ini, mereka bahagia. Karena apa? Karena mereka tidak hanya memaksimalkan hidup mereka di saat-saat akhir saja, tapi mereka telah selalu berusaha semaksimal mungkin selama hidupnya. Buktinya apa? Pencapaian-pencapaian mereka selama hidupnya!

Nah, kita yang masih muda (saya umur 34 masih boleh ngaku muda ngga ya?), seharusnya bisa belajar dari Steve dan Randy. Kita juga seharusnya bisa 'lebih sadar' lagi bahwa hidup ini cuma 1x. Masa muda kita juga cuma 1x. Jangan kita sia-siakan. 

Pertanyaannya: Apa yang sudah Agan lakukan di dalam hidup ini, yang bisa Agan banggakan? Apakah pencapaian itu sudah cukup? Agan puas? Ngga ingin berusaha mencapai sesuatu yang lebih besar lagi, lebih banyak lagi? Agan ngga ingin bermanfaat untuk lebih banyak orang lagi? dan seterusnya...

Saya percaya, akar dari semua motivasi adalah KESADARAN akan pentingnya suatu hal. Kalau Agan sudah sadar bahwa hidup ini cuma 1x dan sayang kalau disia-siakan, Agan akan secara otomatis berusaha semaksimal mungkin 'setiap detiknya'. 

Kalau bisa produktif di masa muda, sukses di usia muda,.. kenapa mesti buang-buang waktu dan nunggu sukses di usia tua?

See you ON TOP!
Billy Boen
CEO PT Jakarta International Management (JIM)
President Director Rolling Stone Cafe Jakarta

Twitter: @billyboen
Facebook.com/billyboenYOT

Men-Traktir Vs. Di-Traktir



Saya yakin Agan ngga akan suka sama orang yang 'hitung2an'. Kasarnya, seperak dua perak aja ditagih. Pernah ngerasain?

Dalam berteman, kalau bisa jangan 'hitung2an'. Dari kecil saya lebih milih & lebih sering untuk ntraktir teman hari ini, next time dia yang nraktir saya; daripada makan kita hari ini bayar sendiri-sendiri. Emang ini banyak pro dan kontranya. Kalau ketemu orang yang sukanya cuma ditraktir gimana? 

Nah, beberapa waktu lalu di twitter @billyboen saya men-share 1 ajaran dari ayah saya, yang ternyata dapat banyak tanggapan: 

"Kalau kamu bisa mentraktir orang lain, berarti kamu 'lebih"

Karena ajaran my Dad inilah, sekarang kebiasaan saya untuk mentraktir orang sudah tidak bisa saya hilangkan (memang ngga pengen saya hilangkan). Apakah saya hanya traktir mereka yang sosial statusnya di bawah saya? TIDAK! Seringkali saya mentraktir mereka yang jauh lebih kaya raya dibandingkan saya. Koq bisa? Bukannya enakan ditraktir? 

Pemikiran saya bukan begitu. Saya berpikir, "Harga makanan yang saya bayar, murah banget dibandingkan waktu yang dia berikan untuk mau makan sama saya." 

Dalam konteks ada yang ulang tahun saja, saya selalu tidak ingin melontarkan pertanyaan iseng seperti yang sering dilakukan oleh banyak orang, "Wah ultah, kapan nih traktir2nya?"

FYI aja, di Amerika... yang ultah itu yang ditraktir oleh teman-temannya! Koq bisa? Kalau menurut saya make sense. Yang ultah kan mau senang2, koq malah disuruh ntraktir? Kaya seolah-olah untuk bisa bareng teman-temannya, teman2nya harus 'dibeli'... harus ditraktir. Semakin kaya seseorang, semakin perayaannya meriah.

Coba bayangkan kalau sistemnya dibalik. Yang ultah yang ditraktir oleh teman-temannya. Yang ultah akan benar2 senang. Dan berapa sih biaya untuk traktir makanan 1 orang, kalau dibagi misal ber-10 atau ber-20?

Dalam dunia bisnis pun seperti itu... orang yang ngga 'hitung2an' akan lebih mudah untuk mendapatkan teman (lebih kuat daripada hanya network). Dan ini pasti berimbas ke bisnisnya. 

Biasakan dari sekarang untuk ngga 'hitung2an', biasakan untuk memberi, bukan menunggu untuk diberi. Berusahalah untuk menjadi orang yang 'lebih'.

Billy Boen
www.billyboen.com

Twitter: @billyboen
Facebook: billyboenYOT

Your Absolute Best



Dari kecil saya ngga pernah disuruh ranking 1, atau ranking 10 besar di kelas. My Dad hanya meminta saya kalau bisa di ranking 20-an aja. Kenapa? Karena di kelas saya selalu ada sekitar 35an murid. Dan menurut my Dad, ngga mungkin ada guru yang akan berani ngga naikin 30% dari total murid, atau sekitar 10 murid dalam kelasnya. Jadi, kalau saya ranking 20an, 'aman'; alias saya akan terus naik kelas.

My Dad hanya minta saya untuk selalu mencoba apa yang saya lakukan, apapun itu, sebaik mungkin. Ngga perlu bandingin apakah yang saya lakukan itu lebih baik daripada orang lain atau tidak, yang penting adalah apakah saya sudah mencoba semaksimal mungkin. 

Dulu, apa yang my Dad 'ajarkan' ini aneh buat saya. Kenapa? Karena semua teman-teman saya berlomba-lomba untuk bisa ranking 1,2,3, atau 5 besar, atau 10 besar. Sementara saya, untuk menargetkan diri saya ke situ aja ngga ada; karena pernah disuruh oleh kedua orang tua saya.

Ketika saya lulus kuliah dan kerja untuk pertama kalinya di PT Berca Sportindo, handle Nike,... kembali my Dad mengingatkan saya untuk jangan pernah bandingkan diri saya dengan orang lain. Dia kembali berpesan, "Yang penting adalah untuk kamu selalu melakukan yang terbaik yang mampu kamu lakukan, secara terus menerus; konsisten." 

Dia juga selalu mengingatkan saya untuk tidak membandingkan gaji dan kerjaan orang lain. "Ngga perlu pusingin orang lain dapet gaji berapa. Kalau mau bandingin, apakah kinerja kamu sudah sesuai dengan gaji yang kamu terima? Kalau kamu merasa udah berkontribusi maksimal tapi ngga sepadan yang kamu dapetin, minta! Tapi, kalau kinerja kamu 'di bawah' gaji yang kamu terima,... kamu harus naikin kinerja kamu. Ngga fair dong buat perusahaan", kata my Dad yang sampe sekarang selalu saya ingat.

Banyak orang yang salah kaprah. Mereka bandingin dirinya lebih baik dari orang lain atau ngga. Kalau iya, mereka bangga. Kalau ngga, mereka desperate, iri, dan lain-lain. 

Sering kali di kerjaan kita dengar keluh kesah, "Ih dia enak banget, kerjaannya sama dengan gua, tapi gaji dia lebih gede.' <- Ingat kata my Dad? Ngapain pusing orang lain? Fokus aja ke gaji dan kerjaan Agan! Kalau Agan sudah SELALU memberikan yang terbaik, perusahaan 'ngga buta' koq. Kalau Agan bilang, "Banyak loh atasan / perusahaan yang ngga perduli", kalo menurut saya, mungkin standarisasi kinerja Agan dengan atasan yang berbeda. Saran saya, duduk dan samakan standard tersebut. Kalau memang ngga bisa disamakan, perusahaan ada jutaan di Indonesia... kalau Agan adalah profesional yang SELALU siap memberikan yang terbaik, pasti gampang cari kerja. Atau, buka perusahaan sendiri aja.

Sekadar info aja, karena selama sekolah ngga pernah disuruh ranking, akhirnya ketika SMU, saya tau-tau ranking 1. SEMUA orang di sekolah kaget. Termasuk wali kelas saya, dan my Mom yang ngambilin raport waktu itu! Saya ngga pernah coba untuk ranking 1,... tapi ini mungkin rewards dari apa yang saya lakukan selama semester itu, tried my best.

Apa inti dari tulisan saya kali ini? 

1. Ngga penting untuk bandingin Agan dengan orang lain, yang penting adalah untuk bandingin apa yang Agan lakukan Vs. kemampuan maksimal Agan
2. Kalau Agan sudah SELALU semaksimal mungkin, jangan kaget kalau Agan menjadi 'yang terbaik' diantara banyak orang.

Mulai sekarang...ALWAYS, AT ALL TIMES... DO YOUR ABSOLUTE BEST!

Billy Boen
CEO, PT Jakarta International Management
President Director, Rolling Stone Cafe Jakarta
Executive Producer & Host "Young On Top on Radio", 95.1 Kisfm (Rabu 19.00-20.00)

Do Your Best, Awards Will Follow



Makin banyak saya bertemu banyak anak muda, semakin saya lihat banyaknya anak muda yang mencoba mendapatkan awards (pengakuan). Apakah ini salah? Ngga sama sekali. Tapi mungkin pemikiran saya aja yang berbeda..

Kalau saya, dari kecil ngga pernah berusaha mendapatkan awards. Ajaran orang tua saya, saya ngga pernah sekalipun disuruh ranking 1,2,3 di kelas. Mereka hanya selalu tekankan ke saya, untuk belajar sebaik mungkin (tanpa harus membandingkan dengan orang lain). Mereka selalu bilang, untuk coba memaksimalkan kemampuan diri.

Itulah yang selalu saya coba lakukan (meski ngga selalu sih..  wajar lah, saya juga manusia). Ketika saya duduk di bangku kelas 2 SMA, tanpa mengejar ranking, dan hanya fokus belajar semaksimal mungkin.. karena dimarahin oleh Guru Akuntansi, di akhir semester ganjil tersebut, saya ternyata ranking 1 di kelas. Bukan hanya saya yang kaget, tapi kedua orang tua saya, wali kelas, juga seluruh teman-teman saya! Bangga? Yes. 

Hal itu terulang lagi, ketika tgl 25 November lalu, dinobatkan sebagai Kontributor Paling OK di Kaskus untuk tahun 2012. Dinominasikan aja udah seneng. Apakah saya mengejar award ini? Ngga sama sekali.

Di Februari 2010, saya diminta untuk mengisi sebuah forum.. forum untuk Kaskusers yang intinya, di forum ini saya bisa berbagi cerita, yang hopefully bisa menginspirasi Agan/Aganwati. Saya pun tanpa berpikir panjang bilang, "Siapppp".

Jalan 2 tahun, saya selalu semakin ingin banyak berbagi, senang aja rasanya ketika tulisan saya bisa bermanfaat bagi yang membacanya. Ehhh, tau-taunya, saya dinominasikan.. dan terpilih menjadi Kontributor Paling OK, diantara 5 orang lain yang juga dinominasikan. Bangga? Tentu.. apalagi tau saya memenangkan award ini dengan total vote: 51% alias "satu putaran"! ha ha ha

Anyway, apa inti dari tulisan ini? Seperti yang mungkin saya pernah tulis dikesempatan terpisah, jangan mengejar pengakuan.. itu ngga penting. Coba aja untuk selalu memaksimalkan kemampuan diri; karena kalau Agan/Aganwati bisa melakukan ini secara konsisten, jangan kaget kalau Agan/Aganwati bisa mendapatkan hasil yang maksimal juga,.. termasuk awards, rewards, atau recognitions.

See you ON TOP!

Billy Boen
Founder & Mentor "Young On Top"
CEO PT. YOT Nusantara // Shareholder Rolling Stone Cafe Jakarta // Director PT. Jakarta International Management

Twitter: @billyboen
Facebook: facebook.com/billyboenYOT
Website: www.youngontop.com

Tips Meraih Sukses



Apa itu sukses? Semua orang punya definisi arti sukses yang beda-beda. Ngga ada yang salah. Bebas.

Kalau menurut saya, seseorang itu bisa dibilang sukses ketika dia berhasil mencapai apa yang dia targetkan diawal, atau ketika dia mendapatkan apa yang dia inginkan. 

Beberapa ‘pesan’ saya berkaitan dengan kesuksesan:
1. Jangan melihat sukses hanya dari hal-hal yang besar. MISAL: Kalau Agan tadi malam ingin pagi ini bangun jam 08.00 dan berhasil bangun jam 08.00, berarti Agan sukses (untuk hal itu).
2. Arti sukses harus berkembang dari waktu ke waktu. MISAL: Ketika Agan masih duduk di bangku SD, target Agan adalah lulus SD. Ketika berhasil lulus SD, apakah berhenti di situ? Ngga kan? Target berikutnya: SMP, SMA, Kuliah, dan seterusnya. 
3. Jangan hanya punya 1 arti sukses (target). MISAL: Kalau bisa jadi mahasiswa yang punya nilai akademis baik, punya bisnis yang sukses, kenapa tidak?

Nah, tips yang paling penting: Ngga ada artinya Agan mengejar kesuksesan, kalau sepanjang perjalanannya, Agan ngga bisa nikmati. 

Sukses adalah sebuah tujuan dan proses pada saat yang bersamaan. Menurut saya, kalau bisa menikmati perjalanan menuju sukses, kenapa mesti baru nikmatinnya ketika suatu hari nanti sukses?

Gimana caranya? Jangan pernah puas.. berusaha terus untuk berbuat lebih, untuk #AchieveMore. Tapi pada bersamaan, bersyukurlah. Sadarilah bahwa #HidupIniIndah.

See you ON TOP!

Billy Boen
Founder & Mentor "Young On Top"

CEO PT. YOT Nusantara
Shareholder Rolling Stone Cafe Jakarta Director 
PT. Jakarta International Management

Twitter: @billyboen
Facebook: facebook.com/billyboenYOT
Website: www.youngontop.com 

Mau Sukses? Jadilah Bayi



Ada yang bisa tebak apa yang akan saya tulis di sini? Gini..

Ketika dulu Agan masih bayi, hampir semua barang pasti Agan mau masukin ke dalam mulut. Apakah barang itu tajam atau lebih besar dari mulut Agan,.. Agan punya keyakinan yang besar bahwa Agan akan bisa menaklukan barang itu, seolah-olah Agan ngga punya rasa takutnya.

Ketika umur 5 tahun, ketika ditanya sama orang tua atau paman dan bini, “Nanti kalau besar, kamu mau jadi apa?” Jawaban Agan ngga jauh-jauh dari, “Saya mau jadi Presiden”, “Saya mau jadi Astronot”, “Saya mau jadi Polisi”, “Saya mau jadi Pemadam Kebakaran”, “Saya mau jadi Dokter”, dan seterusnya. 

Padahal.. kalau mau ditelaah, waktu umur segitu, Agan mana tau gimana caranya jadi Presiden, Astronot, Polisi, Pemadam Kebakaran, dan Dokter?! Emangnya gampang untuk bisa jadi profesi-profesi itu?
Semakin Agan beranjak dewasa, semakin ‘kecil’ cita-cita yang ingin dicapai. Yang tadinya mau jadi Presiden, akhirnya kalau ditanya mau jadi apa, jawabannya, “Hmm.. ngga tau.” Nah jawaban ini biasanya dilontarkan oleh mereka yang takut gagal. Mereka ngga mau pasang target, karena takut ngga bisa mencapainya.. takut ‘sakit’.

Kenapa, semakin otak manusia beranjak dewasa, semakin besar dan berkembang, kok malah semakin takut dalam membuat target? Bukankah justru seharusnya kita lebih pintar, dan lebih tahu gimana caranya untuk menggapai cita-cita? 

Saya perhatikan, orang-orang sukses itu adalah orang-orang yang ngga punya rasa takut. Mereka ngga takut dalam bermimpi. Mereka ngga takut dalam men-set target. Mereka ngga takut dalam mengambil langkah pertama. Mereka ngga takut gagal. Mereka ngga takut ketika berhadapan dengan rintangan. Mereka ngga takut dicemooh orang lain ketika melakukan hal-hal yang mereka yakini. Dan masih banyak lainnya..

Mau sukses? Jadilah bayi! 

See You ON TOP!

Billy Boen
Founder & Mentor "Young On Top"

CEO PT. YOT Nusantara
Shareholder Rolling Stone Cafe Jakarta Director 
PT. Jakarta International Management

Twitter: @billyboen
Facebook: facebook.com/billyboenYOT
Website: www.youngontop.com 

"SOLUSI" Masalah Anak Muda



Puluhan workshop / seminar yang saya adakan maupun hadiri sebagai pembicara, berikut pertanyaan-pertanyaan yang paling sering muncul. Semoga dengan saya tulis pemikiran saya di sini, akan semakin berkurang kegalauan Agan sekalian...

"Gua ngga tau apa yang gua suka"
Saya: Untuk tau apa yang Agan suka, GAMPANG. Kunci diri di kamar, siapin pensil dan kertas, nothing else. Dalam keadaan sunyi, duduk dan tanya ke diri sendiri: "Apa yang gua suka?" Apakah suka ngomong, suka matematika, suka nyanyi, suka makan, suka traveling, suka nonton, suka nulis, suka hitung-hitungan, suka hang out/socialize, suka motret, suka masak?

"Gua ngga tau apa yang mau gua capai"
Saya: Kita ngga akan ke mana-mana kalau kita ngga tau kita mau ke mana. Mau sukses? Semua orang mau sukses. Kurang detail! Mau sukses di bidang apa? Nah, kalau udah tau apa yang Agan sukai, coba untuk miliki mimpi yang besar dari apa yang Agan sukai itu. Misal Agan suka makan,... Agan bisa jadi Chef, pemilik restoran, kontributor majalah (nulis resep), presenter TV untuk acara jalan-jalan kuliner, membuat perusahaan jasa 'mysteri guest' untuk menilai service suatu restoran, dsb.

"Gua ngga tau apa yang mesti gua lakuin"
Saya: Setelah tau apa yang Agan sukai dan punya tujuan. Ya tinggal lakuin. Kalau misal suka nulis, dan mau jadi Best Selling Author. Ya mulai detik ini coba buka blog. Nulis di blog sendiri. Nah, biasanya anak-anak muda asal punya blog, ngga peduli siapa yang baca. Jangan! Promosikan tulisan Agan. Lihat apakah orang-orang yang baca suka atau tidak dengan pemikiran dan cara menulis Agan. Hanya dengan cara ini Agan bisa terima input/masukan/kritikan yang membangun. Dan dengan beginilah Agan bisa berkembang. Kalau nulis trus ngga ada yang baca, ngga objective penilaiannya... kita butuh bantuan orang lain untuk membuat kita menjadi lebih baik.

"Gua 'sukanya' banyak, mesti gimana?" / "Mesti fokus kuliah aja atau boleh sambil usaha?"
Saya: Tentukan skala prioritas. Mau lulus 4 tahun, mau punya usaha sendiri, mau aktif di organisasi. Tentukan skala prioritas yang benar. Yang mana yang lebih penting untuk kamu secara jangka panjang? Menurut saya, 3-3nya ini bisa dilakukan berbarengan, tinggal pembagian waktunya aja yang harus disesuaikan dengan skala prioritasnya. Misal untuk belajar 60%, siapin usaha 25%, aktif di organisasi 15%. Ini MISAL ya.

"Gua di awal semangat, di tengah semangatnya hilang"
Saya: Berarti apa yang Agan mau capai bukan apa yang Agan benar-benar mau capai. Karena kalau Agan mau sesuatu banget banget banget, semangat itu akan terus ada. Ilustrasinya: Agan haus, tapi baru ada orang yang jualan minum 5 kilometer lagi... apakah Agan akan berhenti dan nyerah... hilang semangat untuk mencari minum? Ngga kan? Agan akan otomatis terus berjalan hingga sampai di tempat yang menjual minum, bener? Jadi pastikan, apa yang mau Agan capai, adalah hal-hal yang benar-benar Agan mau capai.

"Kalau lagi 'down' mesti gimana?" / "Gimana cara bangkit dari kegagalan?"
Saya: Sadari dulu bahwa kalau Agan 'down' terus karena gagal... ya bisa dipastikan situasi ngga akan menjadi lebih baik. Sedih wajar, tapi kalau sedih terus selama 10 tahun, itu ngga wajar! Cukup sedih selama 1 hari, coba evaluasi, dan langsung usaha lagi. Karena HANYA dengan cara inilah situasi bisa lebih baik. Kesadaran akan hal ini jalan satu-satunya untuk bangkit. Selain berdoa tentunya ya.

"Apa aja yang mesti dilakuin untuk bisa sukses?"
Saya: 3 hal: Tauin apa PASSION Agan, miliki MIMPI yang BESAR (yang Agan benar-benar mau capai), dan miliki GREAT ATTITUDE. Apa aja Great attitude: open minded, respect semua orang, on time, humble, selalu berusaha semaksimal mungkin, go for extra mile, ngga pelit untuk sharing/bantu orang lain, dsb. Semua ada di buku saya yang judulnya "Young On Top"

"Salah ambil jurusan, mesti gimana?" / "Seberapa penting kuliah?"
Saya: Percaya bahwa jurusan yang Agan ambil, pasti ada manfaatnya. Banyak yang lulus trus terjun ke dunia yang totally berbeda dari apa yang dia pelajari di kuliah. Menurut saya, kuliah itu bukan untuk dapetin ijazah (meski memang perlu di Indonesia untuk cari kerja), tapi yang lebih penting adalah untuk proses pendewasaan pikiran dan karakter. Jadi pas kuliah, pastikan jangan males-malesan, tapi aktif di kelas untuk coba jawab pertanyaan, ikut diskusi, beraniin diri maju dan kasih presentasi. Ini semua yang dibutuhkan nanti di dunia kerja/bisnis. Tantang diri Agan untuk terus berpikir, untuk tingkatkan pede. Jadi,... kuliah itu PENTING!

Saya percaya, anak muda Indonesia BISA BANGKIT. Bisa menggantikan para pejabat kotor yang sedang berada di posisi-posisi penting negara kita sekarang ini. 



See you ON TOP!

Billy Boen
CEO PT Jakarta International Management
President Director Rolling Stone Cafe Jakarta
Author & Founder "Young On Top"

Twitter: @billyboen
Facebook: facebook.com/billyboenYOT
Website: www.billyboen.com (be my friends!)